Dalam sambutan pembukaan Rapat Kerja Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) perdana masa Bhakti 2019-2024, Ketua Umum BP4, Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa angka perceraian yang terus naik membuat kita semua prihatin. Data-data yang diungkapkan oleh Badan Peradilan Agama (Badilag) MA sangat mencengangkan kita semua.
“Kondisi keluarga Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Jumlah perceraian yang terus meningkat setiap tahunnya sangat mengkhawatirkan. Apalagi data-data yang disampaikan bu Nur Jannah Syam, Direktur Administrasi Peradilan Agama, sangat mengejutkan kita semua”, tandasnya.
Lebih lanjut Nasaruddin mengatakan, selama pandemi ini ada perubahan trend alasan perceraian yang sangat menyedihkan. Berdasarkan data, ada kecenderungan perceraian yang disebabkan perselisihan dan pertengkaran sebanyak 151.863 kasus atau 58%.
“Alasan perceraian karena masalah cekcok terus menerus oleh pasangan yang angkanya mencapai 58% sungguh sangat memprihatinkan. Artinya ada masalah pasangan suami isteri yang cukup serius sehingga mereka tidak mampu menahan badai keluarga”, tandasnya.
Pada tahun 2020 hingga sampai bulan Agustus terdapat kasus perceraian sebanyak 306.688 dimana cerai gugat sebanyak 228.240. Asumsinya, secara statistik kontribusi Covid terhadap perceraian hampir dua kali lipat. Ada faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi.
“Pada 2020 hingga bulan Agustus kasus perceraian saja sudah mencapai 306.688 dimana kasus cerai gugat sebanyak 228.240. Asunsinya ada faktor ekonomi. Juga kasus KDRT lebih dari 6000 sekian dan cenderung meningkat”, urainya.
Hal yang juga menjadi perhatian Nasaruddin adalah juga sebab perceraian karena poligami dan murtad. Menurutnya, sebelumnya murtad tidak begitu signifikan, namun sekarang menjadi indikator penting.
“Angka cerai disebabkan oleh murtad ini angkanya sebanyak 923 baru sampai bulan Agustus 2020. Ini angka cukup besar yang perlu mendapatkan perhatian dari Ditjen Bimas Islam bagaimana mengatasi masalah pemurtadan ini yang makin massif ini? Ini fenomena gunung es. Belum yang terjadi di luar sana, pasti banyak lagi”.
Oleh karena itu, Nasaruddin meminta agar BP4 bukan hanya menyelesaian perselisihan rumah tangga, tetapi juga ikut membendung berbagai persoalan rumah tangga yang semakin kompleks. Pihak menyampaikan bahwa BP4 sangat ditunggu perannya untuk keluarga Indonesia, seperti saat pelantikan pengurus BP4 Riau di Pekanbaru.
“BP4 mendapatkan sambutan dari masyarakat luar biasa. Di Pekanbaru Riau dihadiri Gubernur, Wagub, DPRD, BKKN, akademisi, dan dinas-dinas lain agar krisis rumah tangga dapat dipecahkan. Mereka berharap banyak BP4 berkontribusi atas masalah ini”, tutup Imam besar Masjid Istiqlal ini. (Thobib)