Oleh: DR. H. A. JURAIDI, MA

Dosen UIN dan PTIQ Jakarta

Pada Maret 2022,  World Happiness Report  merilis bahwa Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia. Peringkat yang didapatkan Finlandia sudah berlangsung selama lima kali berturut-turut. Di posisi kedua & ketiga ada negara Denmark serta Swiss.

Adapun,  negara Asia Tenggara yang masuk 40 besar dalam peringkat negara paling bahagia di dunia adalah Singapura yang menempati posisi ke-32. Disusul negara Asia Tenggara kedua adalah Thailand yang menempati peringkat 53. Sementara Indonesia berada di peringkat ke-80 sebagai negara paling bahagia di dunia.

Pertanyaannya, mengapa dari sekian banyak negara di dunia,  Finlandia yang menempati urutan I sebagai negara yang paling bahagia di dunia, nota bene negara-negara sekuler, bukan negara-negara Islam, atau Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Menurut Frank Martela (peneliti Finlandia), salah satu rahasia masyarakat Finlandia dalam mempertahankan kualitas hidup bahagianya adalah MENGUTAMAKAN KEJUJURAN. Skala kebahagiaan suatu negara akan semakin tinggi bila tinggkat kejujuran dan kepercayaan masyarakatnya tinggi. Reader’s Digest pada tahun 2022 melaporkan hasil eksperimen tentang kejujuran, dengan istilah eksperimen “dompet hilang”. Dalam eksperimen tersebut, peneliti menjatuhkan 192 dompet di 16 kota di seluruh dunia. Hasilnya: 11 dari 12 dompet yang dijatuhkan di Helsinki Finlandia dikembalikan ke masing-masing pemiliknya.          Hal tersebut menunjukkan bahwa kejujuran itu sangat  beririsan langsung dengan tingkat kebahagiaan masyarakat.

Berbicara tentang kejujuran, Al-Quran sejak 15 abad yang silam sudah mengajarkan tentang kebenaran atau kejujuran, bahkan pesannya agar saling menasehati dengan kebenaran/kejujuran dan kesabaran. Penyampaian Allah menggunakan redaksi  dalam bentuk sumpah atau qasam, yaitu gaya bahasa Al-Quran untuk menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan dengan menyebut nama Allah, atau ciptaanNya sebagai muqsam bih (sandaran sumpah).

Ada 3 unsur sumpah: (1) adat qasam yaitu sighat yang digunakan untuk menunjukan sumpah, baik dalam bentuk fi’il (spt. aqsamu) maupun huruf ba, ta dan waw, (2) Muqsam bih, yaitu sesuatu yang dijadikan sandaran sumpah. Bagi manusia muqsam bih harus sesuatu yang dianggap maha kuasa yang bisa mendatangkan kemudharatan atau kutukan, dhi. Allah SWT, karena selain Allah menurut ajaran Islam tidak ada yang bisa mendatangkan kemudharatan atau kutukan. Karena itu kalimat sumpah dalam ajaran Islam adalah (bi Allah, ta Allah, Wa Allah).   Berbeda dengan sumpah Allah, karena Dia Maha Kuasa, tidak ada yang bisa mendatangkan kemudharatan atau  mengutuk Allah. Sehingga Allah bebas dalam memilih muqsambih dari makhluqNya. Tapi perlu diingat bahwa sesuatu yang disebut Allah dalam sumpahNya, pastilah sesuatu yang penting. (3) Muqsam ‘alaih atau jawab qasam yaitu suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam.

Mengapa Allah perlu bersumpah? Sebenarnya tanpa bersumpah pun Allah Maha Benar, dan tidak pernah mengingkari janjiNya. Kalau demikian, Allah bersumpah karena menghendaki kita sebagai mitra Kalamullah lebih percaya, tanpa ragu, dan lebih meyakini muqsam ‘alaih atau jawab sumpah yang Allah sampaikan. 

Dalam Surah Al-Ashr. Allah bersumpah “Wa al-Ashr – Demi Waktu”. Seberapa penting WAKTU? Pernahkah kita mentadabburi ayat ini, betapa pentingnya waktu. Kita hidup dalam genggaman waktu. Orang yang tidak memperhatikan dan memanfaatkan waktu pasti rugi. Ini yang menjadi muqsam ‘alaih dari sumpah Allah dalam Surat Al-Ashr ini: SESUNGGUHNYA MANUSIA BENAR-BENAR DALAM KERUGIAN. إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . Ada 3 kata atau kalimat taukid dalam surat ini yaitu: DEMI…, SESUNGGUHNYA…., DAN BENAR-BENAR. Masihkah kita meragukan, tidak yakin bahkan tidak percaya, padahal Allah sudah bersumpah ditambah dua kalimat taukid yang menguatkannya. Allah sangat menghendaki kita tidak rugi. Maka ayat selanjutnya Allah memberi solusi agar kita tidak merugi yaitu “Beriman, beramal shaleh, saling menasehati tentang kebenaran/kejujuran, dan kesabaran”. Tapi sudahkah kita umat Islam amalkan dalam kehidupan? Kita sudah hafal ayatnya, tapi belum mempraktikkan isi kandungannya. Hal ini patut menjadi bahan renungan kita.

Sebagian isi kandungan ayat ini justru dipraktikkan oleh orang-orang non muslim, seperti tentang waktu dan kejujuran. Masyarakat Finlandia yang terpilih sebagai negara paling bahagia di dunia sesuai hasil penelitian Frank Martela adalah karena mereka sangat memanfaatkan waktu dan mengutamakan kejujuran dalam kehidupan, (Artinya mereka mempraktikkan  وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ yang ada dalam Surat Al-Ashr).

Sementara kita memiliki ajarannya,  yang sangat hebat, pedoman yang datang dari Yang Maha Hebat, petunjukNya jelas, tidak meragukan. ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ . Masalahnya terpulang kepada kita, maukah kita mempraktikkan petunjuk yang tidak ada keraguan padanya. Mari bermuhasabah!! Semoga Allah bukakan hati kita, Allah lapangkan dada kita  untuk berinteraksi denganAl-Quran.

Bagikan ke: